Saturday, April 24, 2010

Usah Kau Menipu Alam....

Apakah salah dan apakah dosaku? Sepanjang hari ini kausakiti hatiku? E-melku pun kau delete.... seolah-olah aku ini tidak pernah wujud dalam hatimu. Apakah kau ingin memadamkan sejarah, ingin kau menipu alam, ingin kau menipu dirimu sendiri?
Semoga kau akan mendapat hidayah. Begitulah, munajat Faezal tatkala sujud di depan Tuhannya, tuhan yang menjadi saksi sekian alam.

.

Wednesday, April 14, 2010

Setelah Kemarau Panjang

Setelah kemarau panjang yang menghukum manusia sekian lama, tanah gersang, manusia kian mengeluh – bahang dan panas, akhirnya mala mini hujan turun selebat-lebatnya. Begitulah kekuasaan dan keadilan Allah s.w.t. kepada seluruh kehidupan manusia di alam yang sementara ini.
Dan setelah hamper tiga jam, air bagaikan dicurahkan dari atas langit, kahirnya malam yang kian dingin menjadi kian sunyi; tanpa jeritan sang kodok, tanpa bunyi apa-apa pun. Sunyi sesunyinya!
Dalam sunyi yang hening itu, Faezal sujud menemui Tuhannya, memohon agar cintanya pada Filzah tidak terus bertasbih!
Suatu munajat yang mendalam, dengan penuh insaf dan rasa kekerdilan jiwa, Faezah memohon kekerasan jiwa,memohon agar dikeringkan hatinya agar mampu untuk mengucapkan “Selamat tinggal, kuundurkan diri ini demi dirimu!”.
“Andai aku tidak sempat menghulur salam perpisahan, titipkanlah secebis doa kesejahteraan untukku, insan yang pernah menyayangimu. Relakanlah aku pergi menemui-Nya nanti dengan aman dan sentosa di sisi-Nya.”
Sesungguhnya kita hanyalah hamba Allah yang sangat lemah yang seahrusnya reda dengan ketentuan-Nya.